PANDEMI, LIMBAH MEDIS, DAN UMKM DI INDONESIA

Ahmad Ilham Romadhoni 1, Muhammad Adrian Majiid2

1 ilham.roma9@mail.ugm.ac.id 2 adrian.majiid@mail.ugm.ac.id

12 Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2021

12 Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Gambar 1 Ilustrasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(Sumber: Photo by David Hagerman)

           COVID-19 telah mengguncang hidup manusia hampir genap dua tahun belakangan ini. Tidak hanya masyarakat Indonesia namun juga dunia merasakan seluruh dampak dan pengaruh dari kemunculan virus corona. Coronavirus ini pertama ditemukan di Wuhan, Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 2019. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, virus corona mampu menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia. COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) atau secara ilmiah dikenal dengan sebutan Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 atau SARS-CoV-2 merupakan penyakit menular yang dominan menyerang pada pernafasan. Virus corona menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Virus corona oleh WHO (World Health Organization) telah ditetapkan statusnya menjadi pandemi global pada 11 Maret 2020. Pandemi global ini sebenarnya bukan yang pertama kali pada catatan sejarah. WHO mencatat bahwa pada tahun 2009-2010 terjadi pandemi influenza yang disebabkan oleh virus influenza A (H1N1). Pandemi yang sangat menghantam kehidupan manusia adalah bencana Flu Spanyol yang disebabkan oleh virus H1N1. Flu Spanyol ini cukup mematikan karena diperkirakan telah merenggut nyawa hingga 50 juta jiwa pada tahun 1918-1919. Meskipun virus Corona memiliki tingkat fatalitas yang lebih rendah dari virus H1N1, namun penularannya cukup masif dan cepat sehingga perlu ditangani dengan cepat pula (Sari, 2020). Itulah kenapa pemerintah memberlakukan beberapa pembatasan fisik dan wilayah serta mengimbau masyarakat untuk memakai masker untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. read more

Menilik Fenomena Keruangan Industri Kreatif Distro di Kawasan Urban Yogyakarta

Adji Saiddinullah1, Sulthan Aflahuddin2, Prananta Radika3

1adjisaiddinullah@mail.ugm.ac.id 2aflathan@mail.ugm.ac.id 3prananta.r@mail.ugm.ac.id

123Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2021

123Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Gambar 1 Ilustrasi Kawasan Urban Yogyakarta

Sumber: https://www.loveexploring.com/

Daerah Istimewa Yogyakarta, daerah yang tidak hanya istimewa dari budayanya, tetapi juga istimewa dari aktivitas ekonomi masyarakatnya. Daerah ini menjadi salah satu sentra industri kreatif di Indonesia. Berpredikat sebagai Kota Pelajar dan Kota Budaya telah menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian besar masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia untuk berkunjung ke Yogyakarta. Hal inilah yang dilihat sebagai suatu peluang bagi para pelaku industri kreatif di Yogyakarta. Salah satu industri kreatif yang ada di daerah ini adalah industri distributor outlet atau distro. Distro merupakan sebuah fenomena baru dalam dunia fashion, khususnya kalangan milenial. Konsep awal distro yaitu tidak ada terikat dengan suatu major label tertentu sehingga memiliki desain dan merk tersendiri. Distro juga melakukan pemasaran sendiri yaitu dengan membuka semacam toko yang khusus menjual produk-produk yang telah diproduksi secara terbatas (Priatama, 2010). Di Yogyakarta sendiri, perkembangan distro dimulai dari tahun 2000 dengan berdirinya Slackers Distro. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk yang ditawarkan dan konsep outlet penjualannya membuat kebanyakan orang mencoba mendirikan sebuah distro. Setidaknya hingga tahun 2013 telah ada sekitar empat puluhan distro yang berkembang di Yogyakarta (Prabowo dan Rijanta, 2013). read more

PENGARUH KEBIJAKAN ZONASI DAN KEBERADAAN FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN WILAYAH

Rossita Adriani Priyono 1, Destriana Pasaribu2

1 rossitaardiani@mail.ugm.ac.id 2 destrianapasaribu19@mail.ugm.ac.id

12 Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2021

12 Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Istilah “Sistem Zonasi” tentunya bukan lagi menjadi istilah baru di telinga masyarakat Indonesia. Istilah ini mulai ramah didengar sejak tahun 2017 silam, yakni tepat di saat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan zonasi dalam sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan kemudian disempurnakan di tahun 2018 melalui Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Kejuruan, atau bentuk lain yang memiliki derajat yang sama. Berbagai kalangan juga telah banyak menyuarakan tentang istilah ini sejak pertama kali diperkenalkan pada masyarakat. read more

Berkaca dari DKI Jakarta: Lebih Kenal dengan Istilah Smart Mobility

Berkaca dari DKI Jakarta: Lebih Kenal dengan Istilah Smart Mobility

Dhiya’ Amani Firdausi1, Febrina Ananda Putri2

1dhiyaamani@mail.ugm.ac.id2febrinaanandaputri@mail.ugm.ac.id

12Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2020

12Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Berperan sebagai salah satu kota besar di Indonesia, DKI Jakarta tentu tidak terlepaskan dari permasalahan selazimnya kota besar dengan tantangan urbanisasi dari waktu ke waktu. Semakin meningkatnya aktivitas ke-kotaan menjadi dorongan bagi pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan pelayanan yang mendukung dan mempermudah masyarakat di dalamnya. Salah satunya adalah di bidang kemudahan bermobilitas. Perpindahan dan penduduk adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan ketika berbicara aktivitas di wilayah perkotaan. read more

BRANDING PW #3: MATKUL INI PW BANGET?

Madina Aurum1, Rossita Ardiani Priyono2

1madinaaurum@mail.ugm.ac.id 2rossitaardiani@mail.ugm.ac.id

12Divisi Riset dan Keilmuwan HMGP UGM 2020

12Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

————————————————————————————————————

Halo, developgengs!

Program studi Pembangunan Wilayah sebagai bagian dari Fakultas Geografi memiliki fokus kajian pada wilayah atau regional dengan mempertimbangkan beberapa aspek, seperti ekonomi, politik, sosial, dan lainnya. Banyaknya aspek yang turut dilibatkan dalam mengkaji suatu wilayah ini membuat program studi Pembangunan Wilayah memiliki beberapa mata kuliah yang mirip dengan mata kuliah di fakultas lain, lho. Apa aja, sih, mata kuliah yang unik di PW? Yuk, baca terus! read more

Melawan Efek Resesi dengan Ekonomi Kreatif Berbasis Digital

Raden Bimasakti A1, Ahmad Ilham Romadhoni2

1radenbimasakti99@mail.ugm.ac.id 2ilham.roma9@mail.ugm.ac.id

12Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2020

12Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Gambar 1. Ilustrasi krisis di tengah Pandemi. Sumber: https://news.detik.com/

Pandemi wabah COVID-19 telah membuat dunia terguncang. Berdasarkan data dari WHO, terhitung per 15 Agustus 2020 sebanyak 21.026.758 jiwa telah terinfeksi dan 755.786 jiwa telah terbunuh oleh adanya pandemi ini serta terus meningkat hingga saat ini. Peningkatan kasus tersebut tentu menjadi sinyalemen bahwa pandemi ini belum berakhir. read more

Sudah Saatnya Kita Melek, Ini Dampak Krisis Kesehatan terhadap Kondisi Ekonomi Indonesia

Novirene Tania1

1Divisi Riset dan Keilmuwan HMGP UGM 2020

1Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Ilustrasi Dampak Ikutan Corona Terhadap Ekonomi (Sumber: economy.okezone.com)

Indonesia tidak sedang baik-baik saja. Terlepas separah apa dampak krisis kesehatan yang masih betah menyarang di negara bahkan dunia ini (sebut saja Corona), pemberitaan tentang bagaimana nasib Indonesia dan langkah yang diambil pemerintah tidak bisa lepas dari pandangan kita. Kecuali 24/7 hidup kita hanya untuk memelototi histori unggahan terbaru pengguna tik tok yang sedang menjamur. Kalau dalam sehari kita setidaknya meluangkan waktu menonton berita di TV atau kanal berita di HP, mau tidak mau mata akan auto terkoneksi dengan upaya-upaya yang sedang dilakukan pemerintah dalam pengemasan yang dinamakan “kebijakan”. read more

Sepakbola dalam Pusaran Pembangunan

Septian Galuh Hujianto1

1Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Photo by Fré Sonneveld on Unsplash

Merdeka dari Bencana di Lahan Gambut

Rubrik Bincang SDGs Seri #56 | Oleh Raden Bimasakti A

|$0|$

ndonesia adalah negara yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa karena luasnya hutan yang dimiliki. Hutan yang luas tersebut menghasilkan sejumlah potensi alam luar biasa salah yang satunya adalah lahan gambut. Fakta dari Katadata.co.id (2019), menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang mempunyai lahan gambut terluas kedua di dunia, setelah Brazil. Kondisi iklim dan fisik Indonesia yang basah dan lembab merupakan faktor dari luasnya lahan gambut di Indonesia. Ritung (2011) dalam Atlas Gambut Indonesia, mengemukakan bahwa tanah gambut di Indonesia memiliki luas sebesar 14,9 juta ha. Luasan tersebut tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatra, dan Papua. read more

Intervensi Pemerintah Dalam Merangkul Pelaku Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah

Rubrik Bincang SDG’s Seri #55 | Oleh Madina Aurum

Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu wilayah administrasi yang merupakan daerah tingkat II di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Wilayah ini dikenal sebagai kawasan wisata yang mengunggulkan keindahan alam dan kekayaan budayanya. Hal tersebut didukung pula dengan lokasinya yang strategis meluas dari bagian tengah Pulau Lombok hingga ke sisi selatannya, serta berdekatan dengan Pulau Bali yang merupakan kawasan wisata internasional . Semakin lengkap dengan ditetapkannya Mandalika sebagai pariwisata super prioritas dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (Amir, Sukarno, dan Rahmawati, 2020). Selain itu, institusi pemerintahan yang efektif, akuntabel, dan inklusif bagi seluruh pihak tentu memiliki peran yang besar dalam mendukung pariwisata di kabupaten ini. Sebab, pariwisata merupakan industri multidimensi yang tidak berdiri sendiri, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan keterlibatan lintas sektor (Suardana, 2013). read more