Geografi Politik atau Geopolitik?

Published by hmgp.geo on

Geografi Politik atau Geopolitik?

Artikel Pencerdasan
Ditulis Oleh: Inka Novita Dinia
Divisi Riset dan Keilmuan

Manusia sebagai kajian utama ilmu geografi, terutama bidang geografi manusia, memiliki kecenderungan untuk berkelompok-kelompok atas suatu kepentingan. Politik mewadahi kepentingan-kepentingan ini dalam suatu kebijakan umum. Budiarjo (2008, dalam Priyono dan Yusgiantoro, 2016) menerangkan hal tersebut diputuskan oleh pemilik kekuasaan untuk memilih tujuan dan pelaksanaannya. Irisan antara keilmuan geografi dan politik memunculkan dua istilah yakni geografi politik dan geopolitik.

Geografi Politik dan Geopolitik menurut Martin (1959) digunakan secara keliru karena seringkali dianggap sama. Kedua istilah ini sebenarnya ditemukan oleh ilmuwan yang berbeda dan memiliki karakteristik yang berbeda pula. Secara rentang waktu, istilah “geografi politik” lebih dulu digunakan, namun dalam hal subtansial “geopolitik” telah dibahas jauh sebelum istilahnya digunakan.

Geografi Politik muncul sejak terjadi pergeseran konsentrasi ilmu geograi ke cabang manusia pada awal abad ke 20 menjadi tiga subdisiplin ilmu yang luas: geografi ekonomi, geografi sosial, dan geografi politik. Penggunaan istilah geografi politik sendiri dimulai sejak tahun 1750-an oleh filsuf Perancis, Turgot sedangkan geopolitik diciptakan oleh ilmuwan politik Swedia bernama Rudolf Kjellén pada tahun 1899. Dua puluh tiga abad sebelum kata “geopolitik” diciptakan, Aristoteles dalam Politics membahas banyak pertanyaan yang dapat digolongkan sebagai geopolitik yang sebelumnya telah diutarakan oleh Plato dan mengacu pada Hippocrates.

Geografi politik terdahulu adalah ilmu politik yang berfokus pada negara (Kuus, 2009). Pemahaman geografi politik kemudian berkembang menjadi cabang pengetahuan bagi pemerintah dan administrasi negara (Agnew, dkk., 2003 dalam Priyono dan Yusgiantoro, 2016). Geografi politik mengusung tiga hal utama, yakni kekuasaan, politik, dan kebijakan. Rangkaian ini merupakan hubungan antara faktor geografis dan kelompok-kelompok manusia yang memiliki aturan tersendiri dalam penguasaan serta pengelolaan sumberdaya.

Geopolitik adalah tentang sudut pandang manusia dalam memahami dunia. Sudut pandang ini mencangkup metode untuk menjelaskan dan menganalisa isu-isu negara-bangsa. Akan tetapi, pemahaman tentang geopolitik berubah-ubah seiring dengan kondisi dunia. Ó Tuathail (1998 dalam Priyono dan Yusgiantoro, 2016) menyatakan bahwa geopolitik makin bervariasi pasca perang dingin. Geopolitik baru telah berkembang dalam beberapa dekade dari kajian hubungan eksternal negara hingga geopolitik sosial. Lebih luas, geopolitik baru menjadi landasan geopolitik modern. Geopolitik modern ini melingkupi geostrategi dan geoekonomi.

Eksistensi geografi politik dan geopolitik sejatinya berhubungan satu sama lain. Perbedaan konteks mendasar adalah pada posisi istilah ini dapat digunakan. Geografi politik merupakan cabang dari geografi manusia, sedangkan geopolitik adalah bagian dari geografi politik. Geografi politik secara ringkas dipahami sebagai bidang ilmu dimana geopolitik adalah metode analisisnya. Oleh sebab itu, periode kemunculannya berbeda-beda.

Ketahui lebih lanjut:
1. Kuus, M. 2009. Political geography and geopolitics. The Canadian Geographer/Le Géographe canadien, 53(1), 86-90.
2. Martin, G. J. 1959. Political Geography and Geopolitics. Journal of Geography, 58(9), 441-444.
3. Priyono, Juniawan dan Yusgiantoro, Purnomo. 2016. Geopolitik, Geoekonomi, dan Geostrategi. Bogor: Universitas Pertahanan

Categories: Publikasi

2 Comments

Mulyani · April 5, 2019 at 5:44 am

Terimaksih informasinya. Salam geografi!!!

    hmgp.geo · May 11, 2019 at 5:23 am

    Salam geografi !!!!

Comments are closed.